Psikologi Pendidikan: Diversitas Sosiokultur
April 08, 2017A. Kultur dan Etnis
a. KulturKultur adalah pola perilaku, keyakinan, dan semua produk lain dari kelompok orang tertentu yang diwariskan dari satu generasi kegenerasi selanjutnya.
Para psikolog dan pendidik mempelajari kultur sering kali tertarik untuk membandingkan apa yang terjadi dalam satu kultur atau beberapa kultur lainnya. Studi lintas-kultural menyediakan perbandingan, informasi tentang seberapa jauh orang itu sama dan seberapa jauh perilaku tertentu adalah perilaku khusus dari suatu kultur.
Perbedaan dalam kultur ini dideskripsikan dengan dua istilah: Individualisme adalah seperangkat nilai yang mengutamakan tujuan personal diatas tujuan kelompok. Nilai-nilai individualis mencakup perasaan senang, keunikan personal dan indenpensi atau kemandirian.
Kolektivisme adalah seperangkat nilai yg mendukung kelompok. Tujuan personal digunakan untuk menjaga integritas kelompok, interpendensi anggota kelompok dan keharmonisan hubungan.
b.Status Sosioekonomi (Socioeconomic status-SES) adalah kelompok orang berdasarkan karakteristik ekonomi, individual, dan pekerjaannya.
Mendidik Anak Berlatar Belakang SES Rendah
Anak-anak miskin sering menghadapi problem di rumah dan di sekolah sehingga menganggu proses belajar mereka. Dirumah, mungkin ortu tidak menetapkan standar pendidikan yg tinggi untuk anak, tidak mampu membantu belajar membaca, tidak punya cukup uang untuk membayar biaya pendidikan dan materi penunjang. Mereka mungkin kurang gizi dan tinggal di area yang penuh kejahatan dan kekerasan.
c. Etnis
Kata ethnic berasal dari kata Yunani yg berarti “bangsa”. Etnisitas (etnicity) adalah pola umum atau karakteristik seperti warisan kultural, nasionalitas, ras, agama, dan bahasa.
Etnisitas dan Sekolah
Pengalaman sekolah murid dari kelompok etnis yg berbeda jg berbeda satu dengan yg lain.
Prasangka, Diskriminasi, dan Bias
Prasangka adalah sikap negatif yg tidak adil terhadap orang krn keanggotaan individu itu dalam satu kelompok. Seorang antropolog Amerika, John Ogbu (1989) mengemukakan pandangannya; yang mengatakan bahwa murid dari etnis minoritas masih ditempatkan dalam posisi subordinat dan dieksploitasi didalam sistem pendidikan Amerika.
Diversitas dan Perbedaan
Pengalaman historis ekonomi dan sosial melahirkan prasangka dan perbedaan antar kelompok etnis. Individu yamg tinggal dalam kelompok etnis atau kultural tertentu menyesuaikan diri dengan nilai, sikap tekanan dari kultur tersebut.
d. Isu Bahasa
Pendidikan Bilingual adalah mengajar mata pelajaran kepada anak imigran dengan menggunakan bahasa asal mereka, sembari secara bertahap memberikan pengajaran dengan bahasa Inggris.
B. Pendidikan Multikultural
Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang menghargai perbedaan dan mewadahi beragam perspektif dari berbagai kelompok kultural atas dasar basis reguler. Tujuannya penting dari pendidikan multikultural adalah pemerataan kesempatan bagi semua murid.a. Memberdayakan Murid
Istilah pemberdayaan (empowerment) berarti memberi org kemampuan intelektual dan keterampilan memecahkan masalah agar berhasil dan menciptakan dunia yg lebih adil.
b. Pengajaran yang Relevan Secara Kultural adalah aspek penting dari pendidikan multikultural. Pengajaran ini dimaksudkan untuk menjalin hubungan dengan latar belakang kultural dari pelajar.
c. Meningkatkan Hubungan antara Anak-anak dari Kelompok Etnis yg Berbeda-beda
Ada sejumlah strategi dan program untuk meningkatkan hubungan antar anak yg memiliki etnis yg berbeda. Psikolog sosial Prof. Elliot Aronson yg sampai skrg msh mengajar di University of Texas di Austin, sistem sekolah mengontraknya untuk mencari ide guna mengurangi peningkatan ketegangan rasial di kelas. Ia mengembangkan konsep kelas Jigsaw. Strategi kelas Jigsaw dideskripsikan untuk menciptakan tujuan utama atau tugas bersama untuk murid.
C. Gender
Gender adalah dimensi sosiokultural dan psikologis dari pria dan wanita. Istilah gender dibedakan dari istilah jenis kelamin (seks).Peran gender (gender role) adalah ekspektasi sosial yg merumuskan bagaimana pria dan wanita seharusnya berpikir, merasa, dan berbuat.
a. Pandangan terhadap Perkembangan Gender
1. Pandangan Biologis, tidak ada yg menyangkal ada perbedaan genetik, biokimia, dan anatomi antar jenis kelamin. Bahkan pakar gender yg menganut pandangan environmental jg mengakui bahwa gadis dan jejaka diperlakukan secara berbeda karena perbedaan fisik dan peran mereka dalam proses reproduksi. Ada beberapa isu yg memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada faktor biologis dan lingkungan. Misalnya; androgen adalah hormon seks dominan dalam diri pria dan pada wanita Corpus collosum yang besar yakni serat masif yang menghubungkan dua belahan otak.
2. Pandangan Sosialisasi
Teori psikoanalitik maupun kognitif sosial mendeskripsikan pengalaman sosial yang mempengaruhi perkembangan gender anak.
Teori psikoanalitik gender berasal dari pandangan Sigmund Freud bahwa anak-anak prasekolah mengembangkan ketertarikan seksual kepada orang tuanya yg berjenis kelamin berbeda dgn dirinya.
Teori kognitif sosial gender menekankan bahwa perkembangan gender anak terjadi melalui pengamatan dan peniruan perilaku gender dan melalui penguatan dan hukuman terhadap gender.
3. Pandangan Kognitif
Teori perkembangan kognitif. Menurut teori ini, tipe gender anak terjadi setelah mereka mengembangkan konsep gender. Teori ini dikembangkan oleh kohlberg (1966). Ia percaya anak baru memahami gender sec. Konstan setelah mencapai tahap operasional konkret Piaget yakni ketika ia berumur tujuh tahun.
Teori skema gender menyatakan bahwa perhatian dan PL ind. Dituntun oleh motivasi internal untuk menyesuaikan dgn standar sosiokultural berbasis gender dan stereotip gender. Skema gender adalah struktur kognitif, atau jaringan asosiasi, yg menata dan menuntun persepsi ind. Berdasarkan gender.
b. Klasifikasi Peran-Gender
Anak lelaki androgini mungkin tegas (maskulin) dan bersifat pengasuh (feminin). Anak perempuan adrogini mungkin kuat (maskulin) dan sensitif terhadap perasaan orla (feminin)
c. Gender dalam Konteks
Membantu perilaku dan emosi. Stereotip menyatakan bahwa wanita lebih baik ketimbang pria dalam soal membantu. Tetapi, ini tergantung pada situasi.
Wanita itu emosional, lelaki tidak ini adalah pandangan stereotip ttg emosi. Akan ttp, spt PL membantu, perbedaan emosional pada diri pria dan wanita tergantung pada emosi tertentu.
Kultur di setiap negara tentu berbeda dlm hal kebudayaan dan tradisi untuk wanita dan pria. Misalnya; di AS banyak penerimaan thd androgini dan kesamaan dalam perilaku pria dan wanita, banyak dinegara lain peran gender masih sangatlah khas.
Referensi:
Santrock, John W. (2004). Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
0 komentar